Sun. May 29th, 2022 | 16:00:00 PM
Sosialisasi Dukungan Psikososial untuk Penanggulangan Bencana Alam kepada 100 Pemuda Agama Khonghucu Indonesia (PAKIN) Kab. Bogor di Makin Rumpin.
PersNews Bogor, Minggu (29/05/2022) – Indonesia merupakan wilayah yang berpotensi terhadap adanya
bencana alam yang cenderung bervariasi, dari yang menimpa masyarakat secara kolektif dan sporadis, seperti gempa bumi, bencana banjir bahkan banjir bandang yang diikuti tanah longsor, retak dan bergerak, juga bencana yang cenderung menimpa secara perorangan dan atau sekelompok masyarakat saja seperti akibat petir dan angin puting beliung. Akibat bencana yang dimaksud, tentu akan menimbulkan kerugian, tidak saja akan kehilangan harta benda, tetapi juga gangguan psikososial bagi korban bahkan kehilangan nyawa anggota keluarga. Oleh karenanya percepatan penanganan korban bencana alam sangat dibutuhkan, tidak saja oleh pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga partisipasi seluruh warga masyarakat dan pilar kesejahteraan yang terlatih.
Seluruh peristiwa bencana umumnya membawa pengaruh besar bagi korban termasuk kehilangan harta benda bahkan jiwa. Setelah terjadi bencana, fokus perhatian biasanya diberikan pada proses pemulihan yang mengutamakan penyelamatan dan evakuasi, keamanan, pendirian
pengungsian sementara, hingga pemenuhan kebutuhan lainnya.
Pada kenyataannya bencana juga mengganggu fungsi psikososial, sementara aspek psikososial seringkali terabaikan. Padahal dalam kenyataannya, banyak sekali timbul dan dialami oleh penyintas.
Peristiwa bencana akan membawa dampak besar terhadap kondisi fisik, emosi, pikiran dan tingkah
laku sosial korban. Layanan psikososial merupakan satu bentuk pelayanan yang diperuntukkan bagi korban yang mengalami trauma akibat bencana.
Layanan psikososial dapat berupa terapi psikososial, konseling,
psikoedukasi, serta penguatan-penguatan psikologis lainnya serta merupakan layanan sosial dasar kepada korban bencana yang
menghadapi gangguan agar mampu keluar dari masalah trauma.
Atas Keprihatinan tersebut, Diadakan Giat Sosialisasi Dukungan Psikososial untuk Penanggulangan Bencana Alam kepada 100 Pemuda Agama Khonghucu Indonesia (PAKIN) Kab. Bogor di Makin Rumpin. Terdiri dari PAKIN :
1. Rumpin.
2. Tulang kuning.
3. Pabuaran.
4. Cimanggis.
5. Cibinong Bogor.
6. Tegal Bogor.
7. Cibinong Gunungsindur.
8. Curug.
Adapun Giat Sosialisasi Dukungan Psikososial untuk Penanggulangan Bencana Alam terselenggara berkat kolaborasi Matakin DKI dengan Matakin Kab. Bogor dan Wahana Visi Indonesia, didukung oleh USAID dan Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Hadir Ketua MATAKIN Kabupaten Bogor : Ws. Gunadi, S.Pd., M.Ag
Ketua DPD PAKIN Kabupaten Bogor : Dq. Andi Goceng Tan
Ketua MAKIN Rumpin : Dq. Hardi Wijaya
Ketua PAKIN Rumpin : Dq. Dharma.
Turut pula dihadiri oleh Narasumber :
1. Ws. Liem Liliany Lontoh, M.Ag.
2. Sherly Leo
3. Dq. Luli Andriany, S.Pd.
4. Js. Han Hengky.
Adapun Tim MATAKIN DKI memaparkan Modul 9 – Bencana yang terdapat Sesi dan Tujuan Khusus selama 90 menit diantaranya :
1. Tokoh agama memahami Dukungan Psikologis Awal (DPA).
2. Tokoh agama mampu memberikan DPA kepada penyintas bencana dengan pendekatan agama.
Serta Tujuan Umum :
1. Tokoh agama memahami definisi, tujuan, sasaran dan etika DPA.
2. Tokoh agama mampu mempraktikkan teknik-teknik dalam memberikan DPA kepada individu, keluarga, masyarakat, dan kelompok rentan yang mengalami peristiwa krisis, keadaan darurat atau bencana dengan pendekatan agama.
3. Tokoh agama mampu membantu mengurangi tekanan psikologis dan mempercepat proses pemulihan pada penyintas paska bencana dengan pendekatan agama.
Apa itu Dukungan Psikologis Awal?
Sebuah metode untuk membantu seseorang dalam kondisi distres agar mereka merasa tenang dan didukung, guna mengatasi tantangan atau permasalahan mereka dengan lebih baik.
Apa itu krisis ?
Krisis merupakan insiden yang memberikan dampak tekanan dan pengalaman traumatis pada korbannya. Krisis terjadi berdasarkan penilaian masing-masing individu terhadap suatu peristiwa sehingga tidak bisa disamaratakan.
Dasar DPA yaitu kepedulian terhadap sesorang dalam kondisi distres dengan menunjukkan empati.
DPA bukanlah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga ahli dan profesional, DPA bukanlah merupakan terapi, serta DPA bukanlah memaksa orang-orang untuk menceritakan perasaan dan reaksi mereka terhadap suatu kejadian bencana/krisis.
Siapa saja ? Diperuntukkan untuk orang – orang yang berada dalam suatu kondisi tertekan dan tidak menyenangkan, dan baru saja mengalami kejadian yang sangat kritis dan mencekam, Anak-anak maupun dewasa, Tidak semua orang yang mengalami krisis akan memerlukan atau menginginkan DPA (jangan memaksa/ meminta bantuan kepada yg lain jika ada).
Kapan ? Biasanya dilakukan pada saat kejadian tersebut terjadi atau sesegera mungkin setelah seseorang mengalami suatu peristiwa, Dapat pula dilakukan beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, tergantung pada seberapa lama sebuah peristiwa terjadi serta tingkat keparahan dari peristiwa tersebut.
Dimana ? Dapat dilakukan di mana pun selama kita merasa aman. Idealnya, cobalah untuk menyediakan DPA di mana kita dapat melakukan percakapan secara privat apabila keadaannya memungkinkan.
Dipaparkan juga Prinsip (3M), Krisis dan Spritualitas, Saran dalam memberikan perhatian dan pelayanan aspek spiritual setelah krisis, dan Teknik menenangkan sebagai DPA dimana Fasilitator mengarahkan peserta untuk melakukan latihan stabilisasi emosi sebagai bentuk self care. Adapun teknik stabilisasi emosi yang dilakukan akan dikaitkan dengan aktivitas agamis, bagi yang Khonghucu Serta pemaparan Sembahyang dan Doa :
Sembahyang menggunakan Hio 1 atau 3 batang.
Sesuai tuntunan Kitab Li Ji, Tujuan berdoa adalah untuk mengucap syukur dan harapan yang lebih baik.
Berdoalah dengan sepenuh hati. Tian Maha Penilik, Pembimbing, Penyerta, Pelindung dan Pemberi rahmat/berkah.
Pada intinya, DPA Bagi Penyintas : Tokoh agama meminta penyintas untuk berlatih menenangkan diri melalui latihan:
Mendengarkan/melantunkan kidung rohani, Jingzuo, Sembahyang/ doa dengan DPA mana yang akan didahulukan, tergantung situasi dilapangan setelah melakukan 3 M. (*red).