Nasional

Peringatan Hari Santri Nasional 2019 Diisi Oleh Pidato Kebudayaan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj.

PersNews.id, Jakarta – Selasa, 22 Oktober 2019 19:50 PM,

Peringatan acara puncak hari santri pada malam ini dengan diisi pidato kebudayaan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj pada malam ini hari Selasa, 22 Oktober 2019 bertempat di Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Gedung Kesenian No. 1 Pasar Baru Jakarta Pusat.

Acara ini dibuka dengan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan ayat suci Al-Qur`an, dan pertunjukkan tarian Nusantara.

Turut hadir Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kapolri Tito Karnavian, Christine Hakim,Ketua PBNU Robikin Emhas, Alif Ibrahim Ketua Serikat Islam, Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi, Pengurus harian PBNU, lembaga, dan bendahara harian PBNU, Mirzal Maulana SH., MIK., MM., MH, Kapolsek Sawah Besar, Hasto Kristiyanto Sekjen PDI P, Prasetyo Kurniawan Camat Sawah Besar, Lembaga, dan banom, para pemuka lintas agama, pengurus ormas Islam di Indonesia, media massa, dan kalangan lainnya.
Sejatinya Pidato budaya Kiai mengatakan membahas isu terkait hubungan Islam dan negara, Islam dan budaya, Islam dan kebinekaan, serta hubungan Islam Indonesia sebagai rujukan keberagaman dunia.

Hari Santri Nasional (HSN) dilaksanakan sejak 2014 sebagai salah satu janji kampanye Joko Widodo saat itu. Momen yang diperingati adalah dikeluarkannya Resolusi Jihad oleh Rais Akbar NU K.H. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Kala itu Kiai Hasyim dan para kiai lain dari seluruh Jawa-Madura sepakat bahwa mempertahankan tanah air dari serangan bangsa asing yang ingin menjajah kembali merupakan jihad. Bahkan mereka memberi status “fardlu ‘ain” (wajib bagi tiap laki-laki, perempuan, dan anak-anak baik bersenjata atau tidak).

Adapun Peran Strategis Ormas Keagamaan NU yaitu :
1. Ulama adalah Pewaris Nabi. Ulama mengemban amanat kenabian. NU mendekatkan hubungan dengan Allah (hablun min Allah) dan hubungan sosial (hablun min an-nas). Seluruh kajian keagamaan (tafaqquh fid-din) dalam NU dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan kedua hubungan tersebut.
2. Dalam hubungan dengan Allah, NU memiliki pedoman amaliyyah ubudiyyah yang selama ini telah dipraktikkan. Baik melalui ajaran tauhid, fiqh maupun tasawuf. Dalam hubungan dengan manusia, NU memiliki fikroh, berupa prinsip-prinsip: tasamuh, tawasut, tawazun, dan i’tidal. Dan sebagai sebuah organisasi keagamaan, NU menetapkan harokah nahdliyyah, yakni setia pada garis koordinasi dan instruksi organisasi untuk kepentingan gerakan jamaah Nahdlatul Ulama.(red).

1
persnews
Aktual, Tajam, Terpercaya;
http://www.persnews.id