Budaya Nasional

Eki Pitung Bernama Asli Muhamad Rifqi : Sangat Prihatin Dengan Fenomena Mendadak Banyak Orang Menjadi Pengusaha APD Dan Sembako Melalui Grup WhatsApp Dimasa Pandemi Covid 19

Persnews, Jakarta, Selasa, 28 April 2020 | 22:15 WIB,

Eki Pitung yang bernama Asli Muhamad Rifqi sebagai Tokoh Muda Nasional Asal Betawi Saat Berada Di BNPB Penanggulangan Virus Covid 19
Eki Pitung yang bernama Asli Muhamad Rifqi sebagai Tokoh Muda Nasional Asal Betawi Saat Berada Di BNPB Penanggulangan Virus Covid 19

Eki Pitung yang bernama Asli Muhamad Rifqi sebagai Tokoh Muda Nasional Asal Betawi yang juga Wakil Ketua Umum DPP KNPI dan Wakil Ketua Umum BAMUS BETAWI serta sebagai Pengurus DPP Korps Alumni KNPI sbg Ketua bidang Budaya dan hubungan antar lembaga Serta Ketua Umum BRAJA mengatakan, “Sebaiknya Pemerintah Bekerjasama Dengan Kominfo Dan Institusi Yang Berwenang Seperti Bareskrim Polri Menertibkan Dan Menerbitkan Peraturan Standarisasi Bagi Penjual Alkes Khususnya APD dan Sembako Yang Sedang Maraknya Penipuan Jual Beli Sembako dan APD Secara Online via Grup Whatsap serta penipuan berkedok perlengkapan Alkes tersebut di antaranya masker, disinfektan, alat pelindung diri (APD), termometer, dan lain-lain dalam jumlah banyak.

Eki Pitung juga mengatakan prihatin atas maraknya kejadian demi kejadian penipuan ditengah pandemic covid 19 ini dan merasa terpanggil untuk menghimbau kepada Pemerintah dan instansi terkait untuk segera menerbitkan peraturan dan standarisasi bagi para penjual yang mempersempit dan meminimalisir penipuan berkedok penjualan sembako dan alkes terutama APD itu dimana ketika ada peluang bisnis yang bisa menjanjikan dalam situasi Pandemi Covid 19 ini namun harus perlu di teliti betul dengan orang-orang yang mengatasnamakan Perusahaan Alkes atau sebagai Distributor Sembako ternyata Hoax bukan siapa-siapa dan hanya sebagai Broker alias Makelar dadakan yg berujung Penipuan.

Eki Pitung berharap Kominfo segera mengawasi dan memblokir serta menghukum akun-akun medsos dan anggota-anggota grup whatsapp yang terlibat penipuan tersebut, untuk itu dibutuhkan peran serta transparansi dari provider-provider penyedia layanan selular untuk melacak keberadaan sipenipu tersebut juga memblokir dan menutup ribuan akun dan sim card penipu dan penimbun alkes tentunya berkolaborasi dengan Polri.

Kelangkaan perlengkapan pencegahan penyebaran Virus Corona atau Covid-19 seperti masker, hand sanitizer, serta alat pelindung diri (APD) dimanfaatkan oleh segelintir individu tak bertanggung jawab demi mendulang keuntungan dengan cara menipu. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat lonjakan jumlah laporan dugaan upaya penipuan transaksi online, di mana mayoritas laporan tersebut berkaitan dengan penjualan alat-alat kesehatan tersebut.

Laporan tersebut disampaikan masyarakat melalui CekRekening.id, situs resmi milik Kominfo yang menjadi platform pengaduan dugaan tindak pidana penipuan, investasi palsu, narkotika dan obat terlarang, terorisme, dan kejahatan lainnya.

Setelah pemerintah mengumumkan kasus Covid-19 pertama pada 2 Maret 2020, CekRekening.id mencatat lebih dari 18 ribu laporan masuk. Sebanyak 60% hingga 70%-nya merupakan dugaan penipuan dengan modus yang terkait Covid-19 berkedok Jual masker/APD harga murah dengan iklan di Instagram, grup WhatsApp, dan Facebook, setelah transfer, pedagang menghilang. Kemudian ada yang membuat testimoni palsu di akun Instagram atau Facebook untuk menarik pembeli. Ada juga yang membuat akun palsu mengatasnamakan apotek atau toko terpercaya. Bahkan, ada yang membajak akun dengan follower banyak, kemudian beriklan jualan atau donasi, ujar Kepala Subdit Penyidikan Kementerian Kominfo Teguh Arifiyadi yang mengelola CekRekening.id dalam keterangan tertulisnya.

Upaya masyarakat untuk melindungi diri dari penyebaran virus Corona terus dilakukan, termasuk mencari alat pelindung diri (APD) yang saat ini mulai langka keberadaannya, seperti masker sehingga seiring kebutuhan yang meningkat dan langkanya barang membuat kondisi ini diperburuk dengan adanya oknum penjual masker dan APD yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan dengan cara menipu para calon konsumennya. Hal itu seperti yang dialami wanita berinisial S (34) yang diduga menjadi korban penipuan pembelian masker via online.

Eki Pitung yang bernama Asli Muhamad Rifqi sebagai Tokoh Muda Nasional Asal Betawi yang juga Wakil Ketua Umum DPP KNPI dan Wakil Ketua Umum BAMUS BETAWI serta sebagai Pengurus DPP Korps Alumni KNPI sbg Ketua bidang Budaya dan hubungan antar lembaga Serta Ketua Umum BRAJA Saat Giat Di Kampung Malaka
Eki Pitung Saat Memberikan Kata Sambutan Sebagai Ketua Umum ISBI JAYA Diacara Milad Perguruan Macan SELIWA Marunda Jakarta Utara

Eki Pitung juga mendesak agar Bareskrim Mabes Polri memaksimalkan patroli cyber untuk mencermati para penjual masker dan ADP online dan mendatanya secara siber. “Begitu ada masyarakat yang menjadi korban penipuan, patroli siber pun harus langsung memburu dan memblokir rekeningnya serta menangkap pelakunya,” ujar Eki Pitung.

Tidak hanya itu, Eki Pitung juga meminta agar Bareskrim menyampaikan data penangkapan terhadap para pelaku penipuan yang telah dilakukan kepada masyarakat dan bekerjasama dengan Kominfo menghukum, menangkap serta memblokir akun akun medsos, grup whatsapp yang isinya komplotan dari sipenipu itu agar masyarakat memiliki pertimbangan dan kewaspadaan saat melakukan transaksi melalui siber.

“Dalam kondisi sekarang ini dimana masyarakat masih panik menghadapi isu penyebaran Corona, cyber crime perlu mengumumkan sudah berapa banyak para pelaku penipu penjualan online masker dan ADP yang mereka tangkap Tujuannya agar masyarakat makin waspada dan pada pelaku jera,” tegas dia.

Dalam kesempatannya itu, Eki Pitung menyebutkan modus penipuan yang dilakukan meminta para calon korbannya untuk mentransfer uang muka pemesanan. Begitu uang dikirim, barang tidak kunjung tiba. “Dalam kondisi seperti ini masyarakat harus ekstra hati- hati agar tidak diperdaya oleh para penipu. Kuncinya ada di masyarakat agar tetap waspada dan tidak muda terpedaya,” jelasnya.

Selain sudah banyak warga maupun penyumbang yang menjadi korban penipuan ini juga dialami oleh Desainer Indonesia, Anne Avantie berinisiatif memberi bantuan pada tenaga medis berupa APD dan Anne memproduksi khusus APD tersebut, melalui Akun instagramnya @anneavantieheart, Anne Avantie mengaku telah menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan namanya, “‘Mohon Perhatian Penipu yang Sangat Tidak Manusiawi’.

“Ada sebuah akun yg mengaku Anne Avantie Heart atas nama I GUSTI AYU DEWI dengan nomor BCA 8270929100 dan nomor Whatsapp 085609967100.
“Dijelaskan bahwa akun tersebut melakukan penggalangan dana ‘Peduli APD’ yang mengaku sebagai Anna Avantie.

“Saya mohon kepada seluruh yang ingin menjadi SALURAN BERKAT bagi sesama, saya Anne Avantie TIDAK PERNAH meminta-minta kepada perorangan tetapi ada di setiap postingan tertera nomer rekening di BIO/data di profile saya,” tulis Anne Avantie di akun Instagramnya. Anne juga menjelaskan untuk yang ingin berdonasi pada ‘Pahlawan Kemanusiaan’ melawan COVID-19 bisa berdonasi pada akun resminya.

Eki Pitung Saat Donor Darah Di Kantor Pusat PMI di Jakarta Pusat Meneladani Ajakan Bang Sandiaga Uno Untuk Berdonor Darah
Eki Pitung Saat Donor Darah Di Kantor Pusat PMI di Jakarta Pusat Meneladani Ajakan Bang Sandiaga Uno Untuk Berdonor Darah

Menurut Eki Pitung, Ditengah situasi kondisi lagi waspada bahayanya Corona Virus Desease 19 (Covid-19), yang melanda di sejumlah daerah di Indonesia, beberapa oknum memanfaatkan kecemasan masyarakat dengan membuka lapak fiktif penjualan Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker wajah dengan merk Sensi, Duckbill, RespoKare dan sebagainya di laman Facebook (FB) maupun instragram, dengan harga murah oleh sejumlah oknum tersebut maka pesan Eki Pitung agar masyarakat harus waspada karena banyak penipu yang memanfaatkan keadaan dengan modus menjual APD tersebut. “Memang barang yang dijual harganya sangat murah sekali. Penipu ini berkeliaran di media sosial dan di akun resmi di sejumlah toko online ternama,” ujarnya.

Sebut saja Rochimawati, warga Kel. Tompokersan Lumajang yang nyaris tertipu melalui WhatsApp (WA) No.083151422389 atas nama toko Yumna melalui chat WA meminta bayar registrasi beruntung Wati curiga dan sadar, berbeda dengan Erlis, warga Desa Pasrujambe yang tertipu lewat facebook sekitar Rp 400 ribuan sehingga WA diblokir sipenipu setelah transfer dana masuk ke rekeningnya, bahkan Andre, warga lainnyapun hampir tertipu oleh Toko Yumna tadi yang memintanya mengisi form CBD namun menyuruhnya transfer Dp diawal beruntung Andre sadar akan modus penipuan ini serta korban lainnya Juan Puncan Endrile (30), warga Jalan Seruni, Kelurahan
Bukit Lama, Palembang ini tertipu belanja online melalui Instagram, dimana dia dikirimi batu bata atas pesanan maskernya senilai Rp 36,4 juta melalui m-banking di akun Instagram Intan Karlina pada Sabtu (04/04/2020), Juan pun segera menelepon pemilik akun Instagram Intan Karlina. Ternyata nomor telepon penjualnya sudah tidak aktif lagi,” ujarnya.

Lebih lanjut Eki Pitung meminta kepada masyarakat lain untuk lebih berhati-hati terhadap penipuan yang dilakukan oleh akun abal-abal mirip tersebut, apalagi melalui Facebook atau Instagram. Soalnya, mereka sangat pintar untuk mengelabui calon korban-korbannya.” terangnya. Penipuan jual beli masker juga dialami Citra (34) warga Cinangka, Sawangan, Depok yang tertipu 1,6 juta untuk pesanan 40 karton masker oleh akun Instagram @Kaftanmuslimahh. Akun tersebut menjual masker seharga Rp 50.000 per boks, setelah transfer 1,6 juta WA diblokir oleh sipenipu, keluhnya.

Kisah nyata diatas adalah para korban yang tertipu dari sekian banyak korban lainnya yang telah tertipu dari sekedar jutaan hingga milyaran rupiah. Untuk itu atas dasar perasaan simpatik dan perduli terhadap para korban itu, Eki Pitung menghimbau, “Pemerintah bekerjasama dengan Kominfo dan Bareskrim segera menertibkan, menangkap dan mengeluarkan Peraturan Baku (Perpu) untuk Para Penjual Sembako dan Alat kesehatan berupa APD, hand sanitizer dan lainnya serta menghukum denda ganti rugi berlipat dan hukuman yang berat kepada si penipu tadi yang telah menipu banyak korban dan menyengsarakan masyarakat, ” pungkasnya.(red).

1
persnews
Aktual, Tajam, Terpercaya;
http://www.persnews.id