PersNews, Jakarta, Rabu, 15 April 2020 | 13:00 WIB,
Pandemi Virus Corona atau Covid-19 pertama kali mewabah di Wuhan, Cina telah mewabah keseluruh dunia dan ditetapkan sebagai bencana nasional.
Penderita virus corona akan mengalami gejala batuk, demam, dan sesak napas bahkan ada yang sampe diare.
Penularan virus corona cukup tinggi sehingga menjaga jarak perlu antar sesama minimal 2 meter perlu dilakukan karena Seseorang yang terinfeksi tidak langsung menunjukkan gejala dengan masa inkubasi 14 hari.
Pandemi Covid-19 atau Virus Corona ini akan berakhir saat virus sudah tidak bisa menginfeksi orang lagi seperti pandemi flu Spanyol tahun 1981 yang diduga diduga menginfeksi 500 juta orang di seluruh dunia kebanyakan para tentara yang saat itu sedang beperang dalam petempuran jarak dekat, mereka terjangkit virus flu Spanyol tahun 1981 saat Perang Dunia I.
Saat berakhir Perang Dunia dan orang-orang kembali ke kampungnya sehingga kontak secara dekat menurun otomatis penyebaran flu spanyol menurun karena orang-orang sudah memiliki kekebalan tubuh karena sembuh dari infeksi sehingga virus tidak dengan mudah menular.
Hal ini diperkuat oleh Pakar Profesor epidomologi dari New York University, Joshua Epstein mengatakan rantai penularan terhenti ketika orang-orang memiliki kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
Hal apa yang harus dilakukan agar apa yang harus dilakukan masyarakat agar wabah virus corona berakhir?
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah social distancing atau jarak sosial 2 meter antar individu perorangan yaitu dengan tetap di luar perkumpulan, menghindari pertemuan massal, dan menjaga jarak 2 meter dari orang lain jika memungkinkan sehingga Pemerintah mengeluarkan Aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Bintang Wahyu Saputra Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) mengatakan, “Usaha pemerintah pusat maupun daerah dalam melakukan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid19, perlu kita berikan apresiasi namun, harus ada monitoring dan evaluasi tentang efektivitas tentang penyebaran virus mematikan tersebut, jika dilihat penerapan sistem psbb dilihat kurang menghentikan penyebaran Covid 19, baiknya Pemerintah mulai memikirkan upaya Lockdown dengan acuan UU karantina kesehatan, karena pandemi Covid19 ini juga sudah menjadi bencana nasional. “ucapnya.
“Untuk penerapan PSBB khusus dijakarta saya melihat kurang maksimal pelaksanaannya, masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi aturan aturan dalam penerapan PSBB tersebut, hal ini terdapat 2 kemungkinan, pertama masyarakat tidak bisa membatasi aktivitas dikarenakan kebutuhan pokoknya yang kedua karena masyarakat masih belum mengetahui apa itu PSBB, untuk itu saya berharap ada solusi konkrit untuk mengatasi hal ini. “harapnya.
Lebih lanjut Bintang Wahyu Saputra mengatakan, “Jika penerapan PSBB khususnya di Jakarta ingin berhasil saya berharap pemerintah daerah mampu menanggung kebutuhan dasar pokok masyarakat sesuai dengan UU karantina kesehatan tentang penerapan karantina wilayah, karena jika tidak berhasil ini bagaikan bom waktu untuk kita menyiapkan kuburan massal, semoga Indonesia khususnya Jakarta tidak seperti Italy, AS, Iran dan sebagainya yang terjangkit virus Corona ratusan ribu dan tewas puluhan ribu. “jelasnya.
Puncaknya, Pesan untuk masyarakat kita tetap harus semangat dan yakin bahwa kita mampu melewati pandemi Covid-19 dengan baik dan secepatnya jika kita mengikuti aturan dan protokol kesehatan yang sudah disajikan Pemerintah maupun badan WHO, serta saya juga berharap pemerintah tidak merasa menangani ini permasalahan ini, sendiri kami masyarakat Indonesia siap bersatu dan bergotongroyong membantu pemerintah, dan mari jadikan perjuangan ini sebagai wujud nasionalisme kita terhadap bangsa dan negara. “pungkas Bintang Wahyu Saputra.(red).
