Nasional Terpopuler Uncategorized

Kongres XXII PGRI resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo bertempat di Mahakam Square Lt.1, Gd. Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (05-07-2019) malam.

Jakarta, Jumat (05-07-2019) – Pers News

Sejarah PGRI berdiri th.1912 bernama PGHB (Persatuan Guru Hindia Belanda) diantara organisasi sejenis Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), dan organisasi bercorak Keagamaan Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) dengan anggotanya semua guru tanpa diskriminasi agama. HIS semula dijabat orang Belanda beralih ke tangan orang Indonesia sehingga th.1932 PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) dengan Kongres I tgl.24-25 November 1945 di Surakarta tepatnya 100 hari berselang setelah Proklamasi Kemerdekaan RI baru PGRI didirikan.
Sejak Kongres Guru Indonesia I maka semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Tidak terasa hingga saat ini PGRI sudah mengadakan Kongres ke XXII dalam kurun waktu periode 1945 – 2019 yaitu sekitar 74 tahun yang lalu.

Acara diawali oleh Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd sebagai Ketua Umum PGRI Masa Bakti XXI tahun 2013-2018 sejak penetapan di Jakarta, 4 Juli 2013 yang dihadiri oleh perwakilan Guru Seluruh Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia.

Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. mengatakan, “Mohon Bp. Pres. Jokowi berkenan menetapkan Harlah PGRI setiap tgl. 25 November 2019 sebagai Hari Libur Nasional memperingati sebagai Hari Guru Nasional, ujarnya di Podium Kongres XXII PGRI di Mahakam Square Lt.1, Gd. Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada hari Jumat, (05-07-2019) pukul 18:00 sd selesai.” , ujarnya.

“Persoalan guru honor perlahan tapi pasti sudah diselesaikan menindaklanjuti UU ASN dan Bp. Presiden Joko Widodo juga telah menandatangani PPP3K yang disampaikan secara khusus pada HUT PGRI tahun 2018 lalu yaitu Honorer yang telah mengabdi lama atau sebagian besar mereka K2 diwadahi penyelesaiannya lewat Permenpan tahun 2019,” tegas Unifah.

Sebanyak 3.153 guru dari 34 Provinsi turut hadir di acara Kongress XXII PGRi ini dimana Bp Pres. Jokowi berpesan agar kita semua bekerja-sama, bahu-membahu serta tepo seliro dan memberikan yang terbaik untuk Bangsa dan Negara Indonesia ini, tegas Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.

Di Kongres ke XXII PGRI ini, Bp Pres. Joko Widodo menerima penghargaan Maha Dwija Praja Nugraha dari PGRI yang peduli terhadap pendidikan dan nasib guru se-Indonesia.

Lebih lanjut membahas wacana permasalahan sebelumnya yang dikemukakan Prof. Dr. Unifah Rosyidi M.Pd. yaitu bahwa, “Pembagian otonomi daerah sebaiknya tidak dalam jenjang sekolah seperti SMA dan SMK di Provinsi, sedangkan SD dan SMP di Kabupaten Kota yg menimbulkan segregasi tetapi hanya otonomi fungsi . manajemennya saja sehingga guru-guru berkualitas tersebar merata baik di Perkotaan maupun di daerah sub urban (daerah pinggiran). Wacana ini ditujukan kepada Wapres Jusuf Kalla, ujarnya.

Prof. Dr. Unifah Rosyidi M.Pd. juga mengatakan bahwa, ” Pemerintah (Presiden Jokowi) selama ini sudah melakukan beragam upaya memperbaiki kesejahteraan para guru melalui tunjangan profesi.” , ujarnya.

Dilanjutkan dengan acara Pembukaan Kongres PGRI XXII secara resmi oleh Bp. Pres. Joko Widodo (Jokowi) mengenakan Batik Kusuma Bangsa (Batik PGRI) dengan ditemani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy serta Ketua Umum PGRI Prof Dr. Unifah Rosyidi M.Pd. memukul lonceng sebagai pertanda dibukanya gelaran Kongres XXII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Mahakam Square lt.1, Gd. Britama batik PGRi Arena, Kepala Gading, Jakarta Utara hari Jumat, 05-07-2019 Pukul 18:00PM.

Beliau meminta para guru PGRI untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar bisa dapat bersaing dengan negara lainnya dimana lima tahun ke depan kita sudah menetapkan dan mulai pembangunan kualitas SDM yang harus ditingkatkan secara signifikan dengan memberikan pendidikan karakter kepada generasi pemuda bangsa sehingga Gurulah
yang berperan sentral dalam meningkatkan kualitas pendidikan sebab Guru akan menjadi agen transformasi pendidikan, talenta anak bangsa dimana transformasi proses belajar anak didik harus terus dilakukan di tengah perubahan yang begitu cepat agar bisa dilakukan secara efesien dan mudah sehingga ruang kelas bukan satu-satunya tempat belajar. Bisa belajar dimana saja. Dunia virtual bisa jadi kampus kita, Google bisa jadi perpustakaan kita, Wikipedia bisa jadi enslikopedia kita dan masih banyak tempat belajar lainnya seperti

Kindle Buku elektronik adalah buku pelajaran kita dan masih banyak media digital lainnya,” ujarnya.

“Kita sering terkaget-kaget, anak-anak muda, anak kita mampu belajar secara mandiri. Mereka bisa tau jauh lebih banyak hal melalui bantuan teknologi sehingga peran guru harus lebih dari sekadar mengajar tetapi juga bisa mengelola dan
mengarahkan belajar siswa dari mana saja menggunakan teknologi.
Untuk itu Guru dituntut lebih fleksibel dan dituntut lebih kreatif terhadap muridnya dengan tetap berhati-hati melihat perubahan teknologi, perubahan zaman, sehingga Guru tetaplah guru dan tak tergantikan oleh mesin secanggih apapun karena Guru adalah profesi mulia yang membentuk karakter anak bangsa dengan budi pekerti yang luhur, dengan nilai-nilai kebaikan.” ,ujarnya. Menurutnya, gurulah yang bisa menimbulkan empati sosial, membangun imajinasi, kreativitas, serta mengokohkan semangat persatuan.

“Sehingga para guru mampu menghadapi dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berubah sangat cepat. Jokowi mengatakan para guru harus bisa menjadi agen transformasi penguatan sumber daya manusia” , ujar Pres. Joko Widodo menutup pembicaraannya.

Kongres XXII PGRI dihadiri Hartini, Pengawas Bendahara, Agustinus Boliwowor SAG, Ketua PGRI Kab. Sumba Barat, Nono Lasara,SE. Kepala SMPN 7, Loli Sekretaria PGRI Sumba Barat, Yayuk Nubatonis, dan Magdalena Londong, Peserta Kongres PGRI XXII ( Foto dari kiri ke kanan searah jarum jam). Salah satu perwakilan PGRI Sumba Barat, NTT bertempat di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (05-07-2019) malam.
Wartini, Pengawas Bendahara PGRI Sumba, NTT berfoto bersama Bp Pres. Ir. H. Joko Widodo.

Kami bahagia sekali bisa hadir mengikuti acara Kongres PGRI  XII serta dapat kesempatan berfoto ria bersama dgn Bpk Presiden RI Bp Pres. Ir. H Joko Widodo di Kongres malam ini, ujar Wartini Sebagai Pengawas Bendahara PGRI Kab. Sumba Barat, NTT.

Yayuk Nubatoni, dan Magdalena Londong sebagai Guru, Peserta PGRI perwakilan Kab.Sumba Barat, NTT berfoto bersama Bp Pres. Ir. H. Joko Widodo.

“Senang sekali akan acara Kongres XII, terutama bisa berfoto bersama Bp. Pres. Ir H. Joko Widodo, karna kami sudah jauh jauh dateng mengikuti acara Kongres PGRI XII ini, luar biasa”, ujar Yayuk Nubatoni dan Magdalena Londong, Peserta PGRI Sumba Barat, NTT.

Dengan terpilihnya kembali Bp Pres. Jokowi maka harapannya bukan tunjangan tetapi sertifikadi, daerah tertinggal, daerah terjauh diperjuangkan untuk mendapatkan jangkauannya. Kami harapkan pada pemilihan Ketum, yaitu agar guru guru di Papua sertifikasi S1 agar didapatkan oleh guru guru di Papia, dan agar bisa dapat tunjangan bagi yg belum, serta PGRI sudah bekerjasama dengan Unkv.Cendrawasih. Harapan  swmua biaya sama di papua. Th.2021 munas PGRI pertama kali di Papus di kab.Jayapura jika tidak ada halangan, ujarnya

Nono Lasara,SE. Kepala SMPN 7, NTT.

Nono Lasara mengatakan, “Sangat bangga dan berbahagia dapat berfoto bersama bapak presiden RI, Walau capai dan leltih tapih smua terbayarkan”, ujar Nono kepada media.

Bp Lukas Jaipa S.Pd, Ketua PGRI Kab.Sumba Tengah, NTT & Bp. Yunus Misa S.Pd, Ketua Bidang, NTT, Timor Tengah Selatan.

Bp Lukas Jaipa S.Pd.sangat mendukung penuh Pemilihan Prof.Dr.Unifah Rosyidi M.Pd., juga kapabilatas Beliau dapat mempengaruhi Politik dan selalu kinerjanya baik, pencapaian selama 3 tahun Pemerintahannya dinilai berhasil. Saya mendoakan Beliau agar terpilih kembali sebagai Ketua Umum PGRI kembali, ujarnya.

Bp. Yunus Misa S.Pd. Mengatakan bahwa Ketua Umum Pengurus Besar Prof. Dr. Unifah Rosyidi M.Pd. bersifat Nasionalis dan sudah beberapa kali mengunjungi ke daerah-daerah terpencil termasuk wilayah kami di Timur Tengah, Bu Unifah layak dan tetap kita perjuangkan sebab Beliau telah memperjuangkan P3K terkait seleksi guru yang statusnya kontrak dan diperjuangkan menjadi ASN, sehingga butuh Sertifikasi dan Beliau juga memperjuangkan Sertifikasi guru baik Negeri maupun Swasta, ujarnya.

M. Qudrat Nugraha, Ph. D. sebagai Sekjen. PGRI, yang juga sebagai salah satu Kandidat Calon Ketua Umum PGRI yang akan diumumkan besok Sabtu, 06-07-2019 mengatakan, “Adapun Presiden Jokowi berpesan kepada semua guru-guru didalam wadah PGRI ini bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang luas dengan 700 suku bangsa, untuk itu kepada Seluruh Guru-guru yang tergabung di dalam PGRI ini untuk turut menjaga dan merawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa karena Negara ini adalah Negara besar. Dan itu membuat saya terharu sebagai Kesatuan Guru.” , ujarnya kepada media.

3. Kriminalisasi Guru.

4. Pengembangan Kompetensi Guru agar mutu pendidikan dinakkkan sesuai musuh Pemerintah.

Sehingga PGRI dengan siapapun mengurangi rendahnya mutu pendidikan, mengurangi radikalis guru, mengurangi radikalisme sesuai Bp Pres. Jokowi dimana Persatuan dan Kesatuan.Rohnya organisasi secara profesional 6 hal tadi. Sinergitasnya sdm, sertifikasi guru, menjaga mutu pendidikan.(admin).

1
persnews
Aktual, Tajam, Terpercaya;
http://www.persnews.id